Sebelum mengenal lebih jauh tentang apa itu rematik, sebaiknya Anda ketahui fakta yang satu ini. Ketika seseorang mengalami rematik maka akan merasakan rasa nyeri pada persendian.
Rasa nyeri tersebut mirip sekali dengan nyeri yang disebabkan asam urat. Meski gejala yang terjadi pada rematik mirip dengan asam urat, dan penyakit nyeri sendi lainnya. Namun, penyebabnya sedikit berbeda.
Agar Anda bisa membedakan antara penyakit rematik dengan penyakit persendian lainnya, sebaiknya Anda kenali terlebih dahulu lebih dalam mengenai apa itu rematik, penyebab, gejala, hingga cara pengobatannya berikut ini!
Mengenal Apa Itu Rematik?
Rematik adalah penyakit peradangan sendi yang disebabkan oleh gangguan autoimun sistemik. Pada saat tubuh terkena rematik, maka sistem imun tidak dapat membedakan antara jaringan asli tubuh dengan jaringan asing. Akibatnya sistem imunitas tubuh malah menyerang jaringan asli tubuh terutama jaringan sinovium (pelapis sendi menyerupai selaput tipis).
Rematik dapat menyebabkan hancurnya jaringan sendi, dan merusaknya secara total. Selain itu, bahaya penyakit rematik juga menjadi salah satu pemicu erosi tulang. Kondisi ini dapat mempengaruhi fungsi otot, ligamen, dan tendon dan menyebabkan kerusakan yang serius.
Penyebab dan Gejala Penyakit Rematik
Meski rematik disebabkan oleh masalah autoimun, ternyata penyakit ini memiliki penyebab lainnya. Seseorang yang terkena penyakit rematik juga akan mengalami gejala-gejala yang dapat dilihat secara fisik dan dirasakan. Berikut penyebab dan gejala rematik.
1. Penyebab rematik
Berikut beberapa faktor yang menyebabkan seseorang terkena penyakit rematik:
- Faktor keturunan.
- Kandung empedu tidak bekerja dengan baik.
- Kekurangan kalsium.
- Berjenis kelamin wanita (memiliki hormon estrogen yang cukup tinggi).
- Faktor lingkungan (bertempat tinggal di kerumunan orang yang memiliki imunitas lemah).
- Terdapat limbah beracun akibat mengonsumsi gula, roti panggang, olahan sereal, dan daging olahan. Limbah tersebut masuk dalam aliran darah dan menyebabkan peradangan pada persendian dan tulang.
- Infeksi bakteri, khususnya pada penderita infeksi gusi dengan inflamasi kronis.
- Obesitas
- Sel darah putih bekerja tidak pada tempatnya.
- Depresi.
- Terlalu lelah.
- Adanya trauma fisik pada bagian persendian dan tulang rawan.
- Merokok.
2. Gejala rematik
Berikut beberapa gejala yang sering ditemui dan dirasakan oleh penderita rematik:
- Kelembapan tubuh berkurang atau muncul rasa kekeringan pada tenggorokan, mukosa bibir, hidung, mulut, mata dan kulit. Kondisi tersebut terjadi akibat peradangan. Kondisi ini sering disebut dengan istilah sjogrens syndrom.
- Tubuh mudah lelah, terasa pegal dan linu di bagian persendian bahkan nyeri sedang dalam beberapa minggu.
- Muncul nyeri seperti nyeri saat terkilir atau cedera. Biasanya gejala ini dirasakan oleh penderita usia muda.
- Kesemutan atau kebas (mati rasa) di sekitar area pergelangan tangan dan kaki. Kondisi ini sering disebut dengan istilah carpal tunnel syndrome.
- Terjadi peradangan di area kaki, muncul ruam, hingga pembengkakan. Kondisi ini biasanya terjadi pada kaum wanita yang menggunakan high heels.
- Kaku sendi setelah bangun tidur, atau setelah melakukan aktivitas yang cukup lama.
- Tendon bengkak sehingga menyulitkan persendian untuk menekuk atau lurus.
- Muncul taji atau benjolan keras (nodul) di sekitar kulit yang mengalami peradangan sendi.
- Demam akibat inflamasi.
- Badan lemas dan tidak bertenaga terutama di area persendian.
- Bagian telapak tangan memerah.
Baca Juga : Pengapuran Tulang: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Cara Pengobatan Penyakit Rematik yang Efektif
Cara mengatasi rematik sangatlah beragam, bisa dilakukan secara alami, mengonsumsi obat-obatan, hingga prosedur pembedahan. Berikut beberapa cara yang bisa Anda pilih untuk menangani rematik secara efektif.
1. Secara alami.
Berikut beberapa cara alami yang bisa dilakukan untuk mengobati rematik:
- Rajin berolahraga minimal 3x seminggu.
- Mengonsumsi makanan yang dapat meredakan nyeri akibat rematik. Misalnya, bayam, wortel, jeruk, anggur, apel, bawang putih, brokoli, minyak zaitun, salmon, dan dada ayam.
- Mengonsumsi minuman yang dapat meredakan rematik. Misalnya, air mineral, kunyit, jahe, teh hijau, lemon, jus apel, jus jeruk, jus pepaya, jus semangka, jus bayam, dan jus nanas.
- Istirahat (tidur) selama 6-8 jam.
2. Secara medis
Dalam mengobati rematik secara medis, terbagi menjadi dua yaitu melalui pembedahan dan non pembedahan. Untuk selengkapnya akan dijelaskan sebagai berikut:
a) Prosedur pengobatan rematik melalui pembedahan.
Jika kondisi rematik terlalu parah dan sangat mengganggu aktivitas harian, maka diperlukan prosedur pembedahan untuk meringankan kondisi tersebut. Berikut beberapa prosedur pembedahan yang bisa Anda lakukan:
- Tendon repair.
- Total joint replacement.
- TKR (Total Knee Replacement).
- THR (Total Hip Replacement).
- Fusi sendi.
b) Prosedur pengobatan rematik non pembedahan.
Untuk tindakan medis non pembedahan dapat dilakukan dengan mengonsumsi obat NSAID (Non Steroidal Anti Inflammatory Drug) dari dokter, seperti naproxen, ibuprofen, dan natrium diklofenak. Atau bisa juga menggunakan obat steroid, imunosupresan, TNF-alpha, hingga DMARDs (Disease Modifying Anti Rheumatic Drugs).
Namun, jika Anda ingin mengonsumsi obat dengan kandungan dan efek samping yang lebih aman. Anda bisa menggunakan Viostin.
Mengenal Apa itu Viostin
Viostin merupakan suplemen nutrisi sendi dengan kandungan utama kombinasi Glukosamin dan Kondroitin, dikombinasikan dengan Mangan, Magnesium, Vitamin C, dan Zinc. Kombinasi kandungan tersebut bermanfaat membantu menjaga kesehatan persendian.
Dalam produk Viostin yang terbaru sudah mengeluarkan formula baru yang tentunya lebih efektif, kandungannya lengkap, mempunyai sertifikat halal, dan juga sudah bersertifikat BPOM.
Jadi, Anda tidak perlu khawatir lagi dalam mengkonsumsi Viostin, termasuk konsumen muslim. Formula baru yang ada dalam produk Viostin lebih aman dikonsumsi dan lebih cepat mengatasi permasalahan peradangan dan nyeri tulang hingga sendi.
Ada berbagai macam varian produk Viostin yang saat ini bisa dikonsumsi, ada yang berupa kaplet ada juga yang berupa susu dengan varian rasa coklat dan vanilla. Untuk lebih jelasnya bis lihat disini :
Nah, bagi kamu yang tidak bisa meminum suplemen dalam bentuk kaplet, bisa memilih alternatif lain yaitu berupa Viostin milk dengan rasa coklat maupun vanila.
Viostin mengandung bahan apa saja?
Viostin terbuat dari bahan-bahan berikut:
- Chondroitin Sulphate 50mg
- Glucosamine HCL 500mg
- Zinc 5mg
- Mangan 50mg
- Vitamin C 50mg
- Magnesium 10mg
Apa saja manfaat Viostin?
Viostin memiliki beberapa manfaat seperti berikut:
- Mampu mencegah dan mengobati penyakit atau gangguan pada persendian dan tulang rawan. Contohnya, rematik, arthritis, osteoarthritis, arthralgia, osteoporosis, pengapuran tulang, dan lainnya.
- Mampu menjaga elastisitas persendian agar persendian tidak kaku.
- Mampu mencegah dan mengobati katarak serta glaukoma.
Apakah Viostin aman untuk dikonsumsi?
Viostin sangat aman dikonsumsi meski penggunaan jangka panjang. Hal tersebut terjadi karena Viostin memiliki kandungan Glucosamine dan Chondroitin yang sangat aman di konsumsi dengan batas maksimal konsumsi 2 tahun.
Viostin juga aman di konsumsi bila seseorang tidak memiliki riwayat penyakit seperti, diabetes, liver kronis, hipertensi, kolesterol tinggi, dan alergi terhadap seafood (kerang, udang, kepiting). Viostin juga aman di konsumsi apabila tidak dalam masa menyusui, hamil, atau tidak mengkonsumsi warfarin.
Bagaimana aturan pakai Viostin?
Untuk pengobatan di konsumsi 2-3×1 kaplet setiap hari. Sedangkan untuk pencegahan, cukup dikonsumsi 1×1 kaplet setiap hari.
Setelah Anda membaca ulasan di atas, sekarang Anda mengerti apa itu rematik, beserta cara pengobatan yang efektif dan aman. Untuk permasalahan rematik, Viostin solusi terbaiknya.